Sahabat
Sukses Rumah Ramah yang disayang Allah SWT, Alhamdulillah kita kembali akan
dipertemukan dengan Ramadhan, sebuah KESEMPATAN EMAS untuk memproses ulang diri
kita agar segala noda dosa yang telah kembali berlumuran tanpa kita sadari,
dapat kita sucikan dengan usaha maksimal selama sebulan penuh.
Kalo
dalam bekerja dan berbisnis untuk sepiring nasi kita mampu banting tulang peras
keringat , akankah untuk lolos dari api Neraka dan lulus menjadi Penghuni
Istana Sorga kita tidak berusaha LEBIH BERGAIRAH ?
Sahabat,
manakah yang lebih menggairahkan wanita cantik n sexy atau Pria tampan n macho
ataukah Allah yang maha Indah yang menciptakan kecantikan dan ketampanan itu ?
juga yang memiliki Bidadari dan Bidadara yang gak mampu kita bayangkan betapa
cantik dan tampannya mereka ?
Manakah
yang membuat kita lebih bersemangat panggilan pekerjaan yang menjanjikan
keberuntungan yang besar ataukah panggilan Allah yang memiliki segala kekayaan
dan membagi-bagikan kepada seluruh hambanya setiap detik ?
Tokoh
manakah yang patut dan layak kita teladani, manusia yang meninggikan kecerdasan
akalnya dan kekayaannya ataukah Muhammad Rosulullah SAW manusia pilihan Allah
SWT yang mampu membimbing dan membina para Sahabatnya menjadi cerdas dan kaya
raya dan Ummat di zamannya mencapai puncak kejayaan di mata Dunia.!
Manakah
yang lebih menjamin kenyamanan hidup kita masa kini dan kelak,
lembaran-lembaran sertifikat property, saham dan investasi yang kita miliki
ataukah lembaran-lembaran Surat Cinta ( Al-Qur'an ) dari Sang Kekasih yang
berhasil kita simpan di dada dan menyinari kehidupan kita ?
Sahabat,
betapa keinginan-keinginan kita untuk sukses menggenggam berbagai jenis
kekayaan Duniawi ini seringkali melenakan kita dari menyebut Sang Maha Kaya dan
Sang Maha Pemberi, Allah SWT, betapa keindahan, kenikmatan dan kemesraan dengan
lawan jenis kita saat ini seringkali melupakan keindahan, kenikmatan dan
kemesraan yang tiada tara ketika kita kelak sukses menginjak Istana Sorga kita.
Betapa fasilitas-fasilitas yang memanjakan hidup kita membuat kita untuk tidak
bersegera memenuhi Panggilan-PanggilanNYA.
Sahabat,
Ramadhan akan segera datang, belum tentu tahun depan kita dijinkan
menjumpainya, mari kita habis-habisan untuk meraih segala Hadiah yang
dijanjikan oleh Allah kepada kita yang PASTI BENAR nya.
Mulai
saat ini juga, kita tinggalkan segala bentuk dosa dan maksiat serta
kebiasaan-kebiasaan yang kurang berguna bahkan sia-sia :
-
Kita tinggalkan kebiasaan berlama-lama didepan layar TV
-
Buang semua kepingan VCD/DVD serta File-file Video dll yang merusak Ruhiyah
kita dan membuang sia-sia waktu produktif kita
-
Jangan sia-siakan kecerdasan kita untuk MENGHAYAL kan hal-hal yang tidak
realistis dan memicu NAFSU kita bergolak.
-
Maafkan semua orang yang pernah menyakiti bahkan mendholimi kita, berikan
hak-hak orang yang masih tertahan ditangan kita
-
Saatnya kita mendekat erat dengan Sang Kekasih kita Allah SWT, merasakan kasih
sayangNYA dan indahnya Surat Cinta dari NYA
Sahabat,
kalo orang lain bisa ketagihan rokok bahkan narkoba yang jelas-jelas merusak
fisik dan nama baiknya, padahal untuk itu dia harus menguras dalam-dalam
kantongnya, mengapa kita tidak bisa ketagihan rukuk da sujud yang jelas-jelas
menyehatkan fisik kita dan untuk itu kita dijanjikan balasan yang melimpah ?
Kalo
orang lain bisa katagihan Kasmaran dan berselingkuh dengan lawan jenisnya
padahal sangat merendahkan kehormatannya dan untuk itu dia harus berbohong dan
menilep hak orang lain, mengapa kita tidak mampu ketagihan kasamaran dengan
kekasih kita Allah SWT yang mampu memberi kita segala keinginan dan kebutuhan
kita ?
Kalo
orang lain bisa ketagihan membaca Komik dan Novel Romantis yang jelas-jelas
ditulis dengan kedalaman nafsu dan hayalannya, mengapa kita tidak mampu
ketagihan membaca 114 Surat Cinta yang sangat romantis yang menjanjikan
kebahagiaan dan keselamatan kita saat ini dan Esok ?
Banyak
diantara kita yang Ketagihan Kaya bahkan Kebelet kaya, tapi setelah kaya kita
tidak mampu ketagihan dan kebelet membagikan kekayaan bahkan lupa dengan yang
Maha Kaya yang memberi kekayaan. Seperti orang yang merengek-rengek kepada Nabi
karena kebelet kaya, dibawah ini :
Seorang
sahabat Nabi yang amat miskin datang pada Nabi sambil mengadukan tekanan
ekonomi yg dialaminya. Tsa'labah, nama sahabat tersebut, memohon Nabi untuk
berdo'a supaya Allah memberikan rezeki yang banyak kepadanya. Semula Nabi
menolak permintaan tersebut sambil menasehati Tsa'labah agar meniru kehidupan
Nabi saja. Namun Tsa'labah terus mendesak. Kali ini dia mengemukakan argumen
yang sampai kini masih sering kita dengar, "Ya Rasul, bukankah kalau Allah
memberikan kekayaan kepadaku, maka aku dapat memberikan kepada setiap orang
hak-haknya ".
Nabi
kemudian mendo'akan Tsa'labah. Tsa'labah mulai membeli ternak. Ternaknya
berkembang pesat sehingga ia harus membangun pertenakakan agak jauh dari
Madinah. Seperti bisa diduga, setiap hari ia sibuk mengurus ternaknya. Ia tidak
dapat lagi menghadiri shalat jama'ah bersama Rasul di siang hari.
Hari-hari
selanjutnya, ternaknya semakin banyak; sehingga semakin sibuk pula Tsa'labah
mengurusnya. Kini, ia tidak dapat lagi berjama'ah bersama Rasul. Bahkan
menghadiri shalat jum'at dan shalat jama'ahpun tak bisa dilakukan lagi.
Ketika
turun perintah zakat, Nabi menugaskan dua orang sahabat untuk menarik zakat
dari Tsa'labah. Sayang, Tsa'labah menolak mentah-mentah utusan Nabi itu. Ketika
utusan Nabi datang hendak melaporkan kasus Tsa'labah ini, Nabi menyambut utusan
itu dengan ucapan beliau, "Celakalah Tsa'labah!" Nabi murka, dan
Allah pun murka!
Saat
itu turunlah Qs at-Taubah: 75-78
*
"Dan diantara mereka ada yang telah berikrar kepada Allah,
"Sesungguhnya jika Allah memberikan sebahagian karunia-Nya kepada kami,
pastilah kami akan bersedekah dan pastilah kami termasuk orang-orang yang
saleh."
*
Maka setelah Allah memberikan kepada mereka sebahagian dari karunia-Nya, mereka
kikir dengan karunia itu, dan berpaling, dan mereka memanglah orang-orang yang
selalu membelakangi (kebenaran).
*
Maka Allah menimbulkan kemunafikan pada hati mereka sampai saat ketemuan dengan
Allah, karena mereka telah memungkiri terhadap Allah apa yang telah mereka
ikrarkan kepada-Nya dan (juga) karena mereka selalu berdusta.
*
Tidaklah mereka tahu bahwasanya Allah mengetahui rahasia dan bisikan mereka,
dan bahwasanya Allah amat mengetahui yang ghaib?"
Tsa'labah
mendengar ada ayat turun mengecam dan mengancam dirinya, ia mulai ketakutan.
Segera ia temui Nabi sambil menyerahkan zakatnya. Akan tetapi Nabi menolaknya,
"Allah melarang aku menerimanya." Tsa'labah menangis tersedu-sedu.
Setelah
Nabi wafat, Tsa'labah menyerahkan zakatnya kepada Abu Bakar, kemudian Umar.
tetapi kedua Khalifah itu menolaknya. Tsa'labah meninggal pada masa Utsman.
Dimanakah
Ts'alabah sekarang? Jangan-jangan kitalah Tsa'labah-Tsa'labah baru yang dengan
linangan air mata memohon agar rezeki Allah turun kepada kita, dan ketika
rezeki itu turun, dengan sombongnya kita lupakan ayat-ayat Allah.
Bukankah
kita dengan alasan sibuk berbisnis tak lagi sempat sholat lima waktu. Bukankah
dengan alasan ada "meeting penting" kita lupakan perintah untuk
sholat Jum'at. Bukankah ketika ada yang meminta sedekah dan zakat kita ceramahi
mereka dengan cerita bahwa harta yang kita miliki ini hasil kerja keras,
siang-malam membanting tulang; bukan turun begitu saja dari langit, lalu
mengapa kok orang-orang mau enaknya saja minta sedekah tanpa harus kerja keras.
Bisa
jadi kitalah Tsa'labah....Tsa'labah ternyata masih hidup dan
"mazhab"-nya masih kita ikuti...
sebuah
riwayat yang memuat saran Nabi Muhammad saw (dan belakangan digubah menjadi
puisi oleh Taufik ismail), "Bersedekahlah, dan jangan tunggu satu hari nanti
di saat engkau ingin bersedekah tetapi orang miskin menolaknya dan mengatakan,
"kami tak butuh uangmu, yang kami butuhkan adalah darahmu!"
Dahulu
Tsa'labah menangis di depan Nabi yang tak mau menerima zakatnya. Sekarang
ditengah kesenjangan sosial di negeri kita, jangan-jangan kita bukan hanya akan
menangis namun berlumuran darah ketika orang miskin menolak sedekah dan zakat
kita!
Na'udzubillah
min dzaalik, so.... pastikan diri bahwa kita bukanlah pengikut madzhab
Tsa'labah, abadikan yang tersisa dengan sedekah maka kita bukanlah Tsa'labah
http://www.rumahramahsahabatyatim.blogspot,com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar